Komisi VII DPR mempertanyakan realisasi 7 program Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) 2023 yang menjadi sinergitas dengan masyarakat. Dicontohkannya dengan bantuan riset talenta inovasi (Barista) yang semula dianggarkan Rp160 miliar, tetapi menjadi nol.
"Ini maksudnya bagaimana? Apakah tidak terealisasi?" tanya Wakil Ketua Komisi VII DPR, Maman Abdurrahman, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, serta jajarannya di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin (19/6).
Pun demikian dengan beberapa program lain yang anggarannya menjadi nihil. Misalnya, perusahaan pemula berbasis riset (PPBR), fasilitas usaha mikro berbasis iptek (Fumi), fasilitas inovasi akar rumput (FIAR), riset Indonesia maju, dan produk inovasi yang anggaran programnya menjadi nihil.
Hanya ada satu program yang terlaksana bahkan menyedot anggaran. Yakni, masyarakat bertanya BRIN menjawab (MBBM) dengan realisasi anggaran sebesar Rp180 miliar.
Dalam kesempatan sama, Handoko menyampaikan, ketujuh program yang sudah disepakati dalam rapat anggaran tahun lalu dengan Komisi VII DPR tersebut diusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun, terkena automatic adjustment sehingga tidak bisa berjalan.
Komisi VII DPR pun mendesak BRIN segera mempercepat realisasi kegiatan tersebut pada tahun ini. Selain itu, melansir situs web DPR, dewan meminta laporan progres kegiatan BRIN 2023 secara detail dan komprehensif.